Menjelang Bulan Ramadhan, Pengrajin Sepatu di Mojokerto Keluhkan Bahan Baku Naik ~ Jurnalmojo | Berita terbaru hari ini
RUNNING NEWS :
Loading...

Menjelang Bulan Ramadhan, Pengrajin Sepatu di Mojokerto Keluhkan Bahan Baku Naik

-

Baca Juga

Proses pembuatan sepatu rumahan (FOTO: anggun Kusuma/Jurnal Mojo)
Proses pembuatan sepatu rumahan (FOTO : Anggun Kusuma/jurnalMojo)

MOJOKERTO (jurnalMojo.id) — Bulan ramadhan akan segera tiba, harga segala kebutuhan masyarakat perlahan mulai meninggi, seperti halnya yang dirasakan oleh pengrajin sepatu di Desa Panggih, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto ini. 

Pengrajin sepatu ialah Anang, menurutnya ia sudah tujuh tahun menggeluti usaha sepatu rumahan setelah menikah dengan istrinya dan memulai usaha hanya dengan modal tekat serta dorongan dari istri. 

Keluh kesah Anang menjelang puasa kini semakin tak terbendung, bahan baku kain untuk pembuatan sepatu naik derastis dan terkadang stoknya pun sampai kosong.

"Bahan naik semua, apalagi untuk sol sepatunya, kalau kayak gini terus modalnya ngak bisa puter soalnya untungnya cuma ambil sedikit," ujar Anang.

Sejak awal bulan 2023 ini bahan sepatu sudah mulai melonjak, bahkan Anang sudah mengurangi 2 karyawan, yang awalnya berjumlah 15 sekarang tersisa 13 karyawan saja. Anang melakukan itu untuk mencegah kebangkrutan usaha yang telah dirintisnya. 

Untuk pemasaran, biasanya Anang memasarkan produknya dengan 2 cara, yakni dengan menjual di online dan menyuplai ke beberapa toko. Sedangkan keuntungan yang di dapat lebih menjanjikan yang dia pasarkan di online daripada suplai ke toko-toko. 

"Sehari saya bisa memproduksi 8 kodi sepatu, satu kodinya saya bandrol dengan harga Rp 500.000 itupun untung yang saya dapat minimal sekali," bebernya. 

Usaha sepatu rumahannya sekarang memang tidak seperti biasanya. Dulu kalau mau puasa pesanan sangat ramai dan harga barang baku juga tidak naik derastis. Tetapi ditahun ini kenaikan bahan baku berdampak sekali bagi usaha Anang. 

Sementara itu, Istri Anang yaitu Eni, mengaku jika pesanannya terus bertambah tetapi harga penjualannya dituntut tidak boleh naik terlalu banyak, sehingga jalan utama yang harus diambil adalah dengan mengurangi jumlah karyawan.

"Harga naik dari pabriknya, namun dari pesanan online dan dari juragan yang saya ikuti, dituntut harga tidak boleh naik terlalu banyak. Jadinya bingung mau ambil untung berapa lagi," katanya. (gun/jek) 



Mungkin Juga Menarik × +

 
Atas
Night Mode