Gas Elpiji Mahal, Warga Kedawung Sulap Kotoran Sapi Jadi Biogas ~ Jurnalmojo | Berita terbaru hari ini
RUNNING NEWS :
Loading...

Gas Elpiji Mahal, Warga Kedawung Sulap Kotoran Sapi Jadi Biogas

-

Baca Juga

Proses pengolahan limbah kotoran sapi menjadi biogas (FOTO : Anggun Kusuma/jurnalMojo)

Proses pengolahan limbah kotoran sapi menjadi biogas (FOTO : Anggun Kusuma/jurnalMojo) 

MOJOKERTO (jurnalMojo.id) — Biogas digunakan sebagai alternatif gas elpiji. Biogas merupakan salah satu hasil dari Program Kemitraan Masyarakat. Tujuan dibangunnya kemitraan ini adalah untuk mengembangkan atau membentuk kelompok masyarakat mandiri secara ekonomi. 

Pemimipin program tersebut adalah Pendik, warga Desa Kedawung Lor, Kecamatan Trowulan, yang mengatakan jika hal ini juga termasuk bentuk realisasi program pengabdian masyarakat.

"Ini memang bentuk perwujudan program pengabdian masyarakat, untuk dananya, diperoleh dari dana desa yang diberikan Kepala Desa Kedawung," ucap Pendik Minggu, (15/1/2023). 

Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan kurang lebih selama empat bulan penuh di Desa Kedawung, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Permasalahan yang sering dihadapi oleh kelompok ternak adalah kurangnya pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah kotoran sapi.

Banyaknya limbah kotoran sapi disekitar rumah warga sangat menimbulkan bau tidak sedap, sebab para peternak sapi di Desa Kedawung belum mengenal tentang pengelolaan instalasi biogas dan masyarakatnya sebagian besar masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak.

”Disini ada beberapa warga ternak sapi, jadi kadang bau kotorannya menyengat sekali, jika tidak ditindaklanjuti, maka akan merugikan masyarakat apalagi pengetahuan pemilik sapi juga minim dalam hal upaya pengolahan kotoran tersebut," katanya. 

Tak banyak orang mengerti bagaimana cara mengolah kotoran sapi, sebagian ada yang menganggap bahwa limbah kotoran sapi adalah suatu hal yang menjijikkan. Akan tetapi, sebenarnya limbah kotoran sapi tersebut justru memiliki banyak manfaat contohnya biogas ini.

Limbah kotoran sapi tidak hanya digunakan sebagai pupuk kandang. Melalui teknologi biogas, limbah kotoran sapi juga dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk memasak, sekaligus sebagai penganti gas elpiji yang saat ini relatif naik dan kayu bakar yang sudah mulai berkurang.

Menanggapi itu, Kepala Desa Kedawung akan melakukan sosialisasi dengan menghadirkan para petani serta beberapa warga yang mempunyai sapi dan bersedia diajak bekerja sama untuk mengurangi limbah kotoran sapi.

"Terkait hal ini saya akan melakukan kegiatan sosialisasi untuk masyarakat petani dan warga yang mempunyai sapi, supaya mereka lebih terbuka dalam memanfaatkan kotoran sapi sebagai salah satu bahan baku pembuatan biogas," ujar Kepala Desa. 

Selama acara sosialisasi berlangsung, masyarakat dan petani sangat berantusias  memperhatikan dengan baik proses pembuatan biogas. Bahkan masyarakat dan petani sangat mendukung adanya pembangunan instalasi biogas.

"Kami merasa senang dan bersyukur dengan adanya program ini, karena dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi, kami dapat menghemat pengeluaran dalam pembelian gas elpiji, dan sisa-sisa limbah tersebut juga bisa kami manfaatkan sebagai pupuk," ungkap salah satu petani.

Sementara itu, warga setempat Hesti menjelaskan jika untuk hasil biogas ini setiap bulan warga hanya membayar sebesar 50 ribu dan uang tersebut masuk ke dalam uang kas kelompok biogas desa. Untuk cara kerja biogas sendiri terdapat jangka waktu selama 1,5 jam jika sudah 1,5 jam pemakaian nanti akan mati sendiri dan beberapa menit lagi bisa dinyalakan kembali.

"Hasil api dari biogas juga bagus tidak kalah dengan elpiji, saya juga merasa diuntungkan karena kalau pakai biogas 50 ribu perbulan sedangkan elpiji perbulan 80 ribu, bisa hemat 30 ribu perbulannya," jelasnya. 

Meskipun demikian, pengolahan kotoran sapi menjadi biogas masih tergolong lingkup kecil dan belum bisa diakses banyak warga karena masih empat bulan berjalan dan jumlah sapi masih tergolong kurang untuk menghasilkan biogas yang bisa dinikmati satu warga desa.

Namun, dari adanya biogas ini, sekecil apapun lingkupnya, tetap bisa membantu meringankan polusi udara yang ada di Desa Kedawung, yang dulunya terkenal dengan bau menyengat kotoran sapi, tetapi sekarang perlahan sudah berubah menjadi desa yang bisa memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas ramah lingkungan. (gun/jek) 

Mungkin Juga Menarik × +

 
Atas
Night Mode