Bapak Tangguh, Hidupi 8 Anak Dengan Modal Mengumpulkan Barang Rongsok dan Menjual Kripik ~ Jurnalmojo | Berita terbaru hari ini
RUNNING NEWS :
Loading...

Bapak Tangguh, Hidupi 8 Anak Dengan Modal Mengumpulkan Barang Rongsok dan Menjual Kripik

-

Baca Juga

Bapak Markaban dan Sepeda yang Digunakan Untuk Mencari Barang Rongsok (Rafika Mega/jurnalMojo)
Bapak Markaban dan Sepeda yang Digunakan Untuk Mencari Barang Rongsok (Rafika Mega/jurnalMojo)

MOJOKERTO (jurnalMojo) — Menjadi orang tua tunggal tentu bukan hal yang mudah. Terlebih jika memiliki banyak anak dan secara kondisi ekonomi kurang memadai.

Sebagai kepala keluarga, harus memperluas cakupan peran dalam keluarga, tidak hanya menjadi sosok ibu atau ayah bagi anak-anak, tapi sebagau ibu dan ayah sekaligus. Bukan hanya fokus mendidik, tapi juga menjadi tulang punggung keluarga. Belum lagi, sembari mengemban tanggung jawab tersebut, juga harus menghadapi stigma masyarakat.

Namun hal tersebut dirasakan oleh Bapak Markaban (80) seorang bapak lansia asal Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo yang kini menetap di Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Diusia nya yang sudah terbilang sesepuh, Ia harus menjadi orang tua tunggal karena istri beliau meninggal dan menghidupi 8 anaknya sendiri hanya dengan bermodal mencari barang rongsok dan menjual kripik. Tak hanya itu, banyak pengalaman hidup dan perjalan panjang yang ia lewati.

Dulunya, pak Markaban ini memiliki 9 anak dan hidup berkecukupan. Bahkan ia sempat bekerja pabrik dan merantau di Samarinda, Kalimantan Timur. Setiap bulannya ia dapat mengirimkan uang kepada keluarganya. Tetapi kemudian situasi mulai berubah ketika ia pensiun dan istri beliau meninggal.

Karena yang biasanya menghandle keuangan istrinya, pak Markaban mulai merasa kondisi ekonominya kurang stabil sejak saat itu. Akhirnya, tak lama setelah itu pak Markaban menikah lagi, tetapi istri keduanya pun meninggal dan salah satu anak beliau juga meninggal karna penyakit liver yang di deritanya dan kurang penanganan medis karena keterbatasan ekonomi. Sejak saat itu pak Markaban mulai memikirkan kelanjutan hidupnya dengan anak-anaknya dan mencari-cari cara agar bisa mendapatkan uang, seperti mencari barang-barang rongsok menggunakan sepeda pancal yang ia punya.

Kisah perjalanan hidup bapak kelahiran 1942 ini akhirnya menyentuh hati pemerintah yang kemudian menghampiri beliau dan memberikan dana bansos untuknya agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Dari dana bansos tersebut, pak Markaban membagi uang yang ia dapat kepada anak sulungnya, karena saat itu kondisi pandemi dan anaknya di PHK dari pabrik tempat ia bekerja, akhirnya uang bansos itu ia gunakan untuk membuat usaha warung kopi kecil-kecil an yang berada di kawasan waduk long stroge Kalimati. Dan di tempat itu juga pak Markaban berjualan kripik di setiap sorenya guna menambah penghasilan yang ia dapatkan untuk menghidupi keluarganya.

“Setiap pagi sampai siang saya mencari barang rongsok menggunakan sepeda, kemudian sorenya saya berjualan kripik di daerah sini sampai malam,” ujar Markaban saat ditemui disela-sela berjualan di kawasan Waduk Long Stroge Kalimati, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Senin (20/02/2023).

Dengan penghasilan dari mencari barang rongsok dan berjualan kripik yang dapat dikatakan tidak seberapa, pak Markaban berhasil menghidupi 8 anaknya selama bertahun-tahun. Untungnya, anak sulung beliau sesekali juga membantunya dengan memberikan beberapa penghasilannya berjualan kopi.

“Saya selalu salut dengan semangat tinggi pak Markaban. Selain itu beliau juga baik dan ramah. Kalau sore atau malam saat melewati daerah Kalimati ini, biasanya saya sempatkan untuk menghampiri pak Markaban dan membeli kripik yang ia jual. Hitung-hitung membantu ekonomi beliau,” ujar Sutrisno, salah seorang pelanggan kripik jualan pak Markaban. (raf/jek)
Mungkin Juga Menarik × +

 
Atas
Night Mode