Bertahan Jadi Petani Jamur Tiram Di Tengah Mahalnya Serbuk Kayu dan Kelangkaan Baglog ~ Jurnalmojo | Berita terbaru hari ini
RUNNING NEWS :
Loading...

Bertahan Jadi Petani Jamur Tiram Di Tengah Mahalnya Serbuk Kayu dan Kelangkaan Baglog

-

Baca Juga

Madasin Imron sedang mengecek jamur tiram yang sudah bisa dipanen esok hari (Foto : Yogi Prasetyo/jurnalMojo)
Madasin Imron sedang mengecek jamur tiram yang sudah bisa dipanen esok hari (Foto : Yogi Prasetyo/jurnalMojo)
MOJOKERTO (jurnalMojo.id) — Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang bisa dikonsumsi. Biasanya jamur tiram diolah menjadi berbagai makanan seperti jamur crispy, oseng-oseng jamur, sate jamur, tongseng jamur, nugget jamur dan sebagainya. Hal itu menjadikan jamur tiram banyak diminati di pasaran.

Di Pacet ada usaha budidaya jamur tiram yang diberi nama Jamur Tiram Safa. Petani jamur tiram ini adalah Madasin Imron (43) atau yang akrab dipanggil Imron. Nama Safa sendiri diambil dari singkatan nama anaknya yaitu Salsa dan Rafasa. Usaha jamur tiram ini berada di Jl. Dahlia, Dusun Claket, RT.03 RW.05, Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Imron memulai usahanya ini pada tahun 2017 lalu. Dulu di tahun 2006 setelah lulus kuliah, Imron pernah diajak kakaknya membuat budidaya jamur tetapi gagal, karena dulu masih coba-coba.

Sehingga, Ia fokus bekerja di perusahaan dan baru memulai budidaya jamur lagi di tahun 2017. Awal buka ia membuat baglog (media tanam jamur) sendiri, ketika panen pertama kali masih belum ada yang beli.

Memang budidaya jamur tiram dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Pembuatan media tanamnya pun cukup panjang: mulai dari membuat baglog  dari kantong plastik berisi serbuk kayu sengon atau kayu yang mudah lapuk, lalu dicampur dedak, kapur dolomit dan ditambahkan sedikit air.

Setelah itu baglog disteam menggunkan  menggunakan drum atau kalau sekarang menggunakan boiler khusus selama 6-8 jam dan di diamkan 1 hari. Selanjutnya dimasukkan baglog masukkan di ruangan yang steril dan diberi bibit jamur didalamnya. Terakhir tinggal menunggu proses tumbuh jamur selama 40 hari.

Saat ini budidaya jamur tiram sedang mengalami kesulitan karena mahalnya serbuk kayu, sehingga baglog pun menjadi langka. Banyak pengusaha jamur yang tidak bisa produksi dan harus gulung tikar.

Imron mengatakan kalau di desanya dulu ada 6 orang petani jamur, namun sekarang hanya tersisa dia dan 2 petani lainnya yang masih bertahan.

"Usaha jamur tiram ini hanya buat usaha sampingan saja karena saya juga bekerja di tempat lain. Saya hanya petani bukan pembudidaya, baglognya saya beli dari teman saya. Untuk sekarang susah mendapatkan baglog, harus inden dulu selama 1 bulan jadi prosesnya lebih lama," kata Imron.

"Sudah ada 2.000 baglog yang terisi dari kapasitas tempatnya 5.000 baglog. Baglog-baglog itu bisa digunakan selama 3 bulan atau 4-5 kali panen, setelah 3 bulan baglog-baglog tersebut harus diganti yang baru," tambahnya.

Imron juga menjelaskan jika suhu dan kelembaban ruangan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan jamur tiram. Biasanya dibutuhkan suhu ruangan sekitar 20-24° celcius dan kelembaban minimal 88% jika diukur menggunakan alat khusus.

Saat panen raya atau panen pertama, jamur tiram di tempatnya bisa menghasilkan hingga 20-30 kg, sementara panen kedua dan seterusnya biasanya 4-5kg per harinya. Jamur yang sudah bisa dipanen bisa dilihat dari kelopaknya yang sudah tipis dan pipih.

Harga per kilo Jamur Tiram Safa adalah Rp.16-18 ribu tergantung dari banyaknya pembelian. Yang sudah menjadi pelanggan tetap pun diberi harga yang berbeda. Pelanggannya kebanyakan berasal dari luar Mojokerto seperti Surabaya dan Sidoarjo. Biasanya pelanggannya datang langsung ke rumah pagi-pagi saat jamur baru dipanen.

"Sudah hampir 3 tahun saya langganan disini karena kualitas jamurnya bagus, beda dari jamur tiram yang saya beli di tempat lain. Sekali beli biasanya 5-6kg untuk stock," ujar Anggita Bramantyar (28), salah satu pelanggan Jamur Tiram Safa.

Anggita berharap, harga serbuk kayu kembali normal sehingga pasokan baglog tidak lagi mengalami kelangkaan. "Para petani jamur tiram pun bisa kembali produksi seperti semula dan harga jamur tiram dipasaran bisa stabil," pungkasnya. (yog/jek)
Mungkin Juga Menarik × +

 
Atas
Night Mode