Sate Bekicot, Kuliner Ekstrem di Mojokerto Yang Kaya Akan Protein ~ Jurnalmojo | Berita terbaru hari ini
RUNNING NEWS :
Loading...

Sate Bekicot, Kuliner Ekstrem di Mojokerto Yang Kaya Akan Protein

-

Baca Juga

Santoso yang sedang melayani pembeli di Jembatan Pulorejo, Mojokerto (Foto : Roy Antok Wibowo/jurnalMojo)
Santoso yang sedang melayani pembeli di Jembatan Pulorejo, Mojokerto (Foto : Roy Antok Wibowo/jurnalMojo)
MOJOKERTO (jurnalMojo.id) – Bekicot menurut sebagian orang mungkin menganggap hewan yang menjijikan karena memiliki air liur yang lengket, akan tetapi hewan bercangkang satu ini bisa diolah menjadi makanan yang lezat.

Sate Bekicot merupakan salah satu kuliner yang bisa dibilang ektrem, karena tidak banyak orang yang menjualnya dan menyukainya, di Mojokerto hanya ada satu penjual sate bekicot ialah Santoso (68) warga Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Santoso berjualan di Jembatan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

"Berjualan sate bekicot di jembatan Pulorejo sudah dari lama mungkin ada sekitar 7 tahunan, sate bekicot bisa dibilang termasuk kuliner ekstrem karena banyak orang yang tidak menyukai hewan tersebut, dibalik bentuknya yang tidak meyakinkan, daging bekicot ini bisa diolah menjadi sate yang enak dan tidak amis. Asalkan memasaknya dengan teknik yang benar," kata Santoso, Selasa (24/01/2023).

Daging bekicot ini sangat kaya akan protein dan asam amino yang tinggi. Kandungan protein dalam setiap 100 gramnya mencapai 12 gram. Karena kandungan proteinnya setara dengan protein pada hewan lain seperti sapi atau ayam.

"Memilih jualan sate berkecot karena bekicot adalah hewan yang memiliki protein tinggi  hewannya  tidak memiliki unsur kimia karena makanannya dari daun-daunan, terus dagingnya tahan lama meskipun dimasukan ke frezer selama berhari-hari," ungkapnya.

Bekicot sangat langka ditemukan apalagi jika dibutuhkan sebanyak itu namun penjual selama ini mengambil bekicot dari Pare, Kediri yang mana kota tersebut adalah kota yang terkenal dengan kuliner bekicotnya. Sate bekicot ini buka dari jam 5 sore sampai jam 10 malam. harganya 10 tusuk Rp 8.000 sedangkan 50 tusuk Rp 40.000. Penjual seharinya mampu mendapat penghasilan sekitar Rp 300.000 - Rp 350.000.

"Bekicotnya saya ambil sendiri di Pare, Kediri seminggu sekali tapi paling lama 2 minggu baru ngambil kembali kalau belum habis. Saya ngambilnya kesana pakai sepeda motor. untuk penghasilannya memang lumayan namun ambil bekicotnya yang jauh," imbuhnya.

Pembeli sate bekicot, Siska Dewi (23) warga Mojokerto menganggap bahwa penjual sate bekicot sangat langka sehingga membuatnya selalu ingin makan karena rasanya yang enak dan kenyal.

"Saya kesana kemari ndak nemy dan di daerah saya pun ndak ada yang jualan sate bekicot, akhirnya saya nemu di Jembatan Pulorejo ini, inipun sekarang sudah menjadi langganan saya, karena saya sangat suka dengan rasanya yang enak, dagingnya kenyal bumbunya juga sedap," ujarnya. (raw/jek)
Mungkin Juga Menarik × +

 
Atas
Night Mode