Hujan Menerus, Petani Anggur di Mojokerto Keluhkan Hasil Panen Banyak Yang Busuk ~ Jurnalmojo | Berita terbaru hari ini
RUNNING NEWS :
Loading...

Hujan Menerus, Petani Anggur di Mojokerto Keluhkan Hasil Panen Banyak Yang Busuk

-

Baca Juga

Petani anggur di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto (Foto : Fera Meilia Ananda Putri/jurnalMojo)
Petani anggur di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto (Foto : Fera Meilia Ananda Putri/jurnalMojo)
MOJOKERTO (jurnalMojo.id)– Tanaman anggur merupakan tanaman yang sangat menyukai sinar matahari dan kondisi tanah yang cenderung kering serta kelembapan media tanam yang tentu sangat dibutuhkan asalkan tidak berlebihan. Saat ini kondisi cuaca di Indonesia tidak menentu tak heran jika banyak petani anggur yang mengeluhkan hal tersebut.

Seperti petani anggur yang ada di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto yaitu Aan Iqbal (37), warga Desa Kedungmaling, Mojokerto yang mengeluhkan bahwa tahun 2022 kemarin sering sekali hujan, sehingga membuat buah anggurnya banyak yang terkena jamur.

"Iya ini mulai pembuahan karena hujan jadi banyak yang rontok terkena jamur, entah mengapa tahun kemarin kok musim panasnya cuman bulan agustus saja, september udah hujan lebat, banyak petani buah yang hancur di tahun kemarin, cuaca yang tidak bisa diprediksi inilah yang menjadi kendala terbesar bagi kami, sehingga buahnya banyak yang busuk di pohon," ucap Aan, sapaan akrabnya, Sabtu (28/01/2023).

Tanaman anggur berbuah tanpa mengenal musim, namun di Indonesia tanaman anggur memiliki kekurangan yaitu dikarenakan perbedaan musim dari daerah asal anggur itu sendiri. Anggur terbiasa tumbuh di daerah sub tropis namun di Indonesia kini anggur harus beradaptasi dengan tumbuh di daerah tropis dan tidak semua orang bisa membuahkan anggur di wilayah tropis.

"Anggur berbuah tanpa musim cumak kekurangan anggur di indonesia soalnya kan anggur asalnya masuk wilayah sub tropis atau musim dingin, lalu pindah ke wilayah tropis ini ada penyesuaian, ternyata anggur rentan terhadap jamur sedangkan di daerah tropis jamur itu banyak menyerang, jadi ini yang membuat petani sulit membuahkan anggur di wilayah tropis," ulasnya.

Kondisi buah anggur yang busuk dan pecah di pohon akibat musim hujan  (Foto : Fera Meilia Ananda Putri/jurnalMojo)
Kondisi buah anggur yang busuk dan pecah di pohon akibat musim hujan  (Foto : Fera Meilia Ananda Putri/jurnalMojo)

Keberadaan tanaman anggur yang ditanam di daerah tropis, selain dapat menyebabkan buah terkena jamur, ternyata juga bisa membuat buah menjadi busuk dan pecah, jika terjadi hujan secara terus-menerus. Tak heran kalau kebanyakan petani membuatkan greenhouse agar terhindar dari curah hujan yang tinggi meskipun pembuatan greenhouse sendiri modalnya pun cukup besar.

"Iya kalau musim hujan gini banyak buah yang busuk dan pecah, memang anggur kelemahannya di curah hujan yang tinggi jadi alternatifnya harus memang pakai plastik UV greenhouse. Pembuatan greenhouse itu modalnya besar dari awal, jadi kami memilih melakukan penelitian di lapangan saja bagaimana perawatan tanpa greenhouse tapi  memang sulit sih," ujarnya.

"Yang kemarin itu baru panen perdana ternyata peminat petik ditempat mencapai 200 kg sampai 300 kg anggur, tapi ternyata terkena hujan jadi buahnya pecah-pecah, jadi yang dapat di panen hanya 70 kg an sampai 100 kg an saja, sisanya banyak yang busuk. Orang luar kota pun ingin petik anggur disini tapi kami tahan karena cuacanya yang seperti ini menjadikan buahnya belum layak dikonsumsi," imbuhnya.

Menjadi seorang petani anggur ternyata juga ada suka dukanya, sukanya karena menanam anggur adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, sedangkan dukanya ada pada kendala yang harus dihadapi, seperti datangnya berbagai macam penyakit yang timbul disebabkan cuaca dari negeri asalnya dan kendala di lapangan yaitu obatnya yang sulit untuk dicari, sehingga membuat petani anggur harus membeli obat dari luar negeri seperti impor dari Jepang dan Ukraina. (fer/jek)
Mungkin Juga Menarik × +

 
Atas
Night Mode