Candi Waji, Destinasi Wisata Sekaligus Pertemuan Berbagai Acara Kebudayaan
-Baca Juga
Potret kemegahan Candi Waji (FOTO:Sinta Nur Azizah/jurnalMojo) |
Di Desa Sumbergirang, Dusun Sumbertempur RT 04/RW 02, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, ada sebuah candi yang bernama Candi Waji. Candi ini letaknya tak jauh dari jalan utama, dan memiliki pelataran yang sangat luas.
Candi Waji berdiri pada tahun 2016, konon katanya di daerah tersebut dipercaya sebagai sentra tempat berdoa lintas agama pada masa Kerajaan Majapahit. Disekitar Candi Waji ini terdapat mushola, toilet, dan sarasehan. Pemilik membuat ini semua sebagai fasilitas bagi pengunjung, serta warga sekitar.
Kata Waji dari Candi Waji ini memiliki arti "Wayahe Dari Siji" yang diambil dari filsafah Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Kata Waji sendiri dirujuk dari 2 candi, yakni Candi Jawi dan Candi Jiwa. Berawal dari 2 candi tersebut diolah menjadi 3 komponen dan menghasilkan 3 candi seperti sekarang.
Selain ada 3 buah candi, terdapat ornamen naga dan patung untuk menghiasi candi secara keseluruhan.
Wiro atau biasa disebut mbah Wiro ini adalah pendiri dari Candi Waji. Ia warga Sumbergirang dan berprofesi sebagai petani.
"Sering ada kegiatan kebudayaan karena disini adalah Yayasan Sosial dan Kebudayaan," tutur Wiro, Jumat (13/1/2023).
Acara kebudayaan diadakan di pelataran candi, sedangkan sarasehan di sebelah candi, biasa digunakan untuk ngopi, lesehan dan cangkrukan.
Ditemui, Rosman (40) tukang yang membenahi sarasehan sebelah candi.
"Setiap malam rabu, disini biasanya ada pengaosan, di sarasehan ini," ungkapnya.
Candi Waji ini dibuka untuk umum, dan tidak dikenakan biaya tiket masuk. Pengunjung bebas berswafoto. Tapi jika ingin memberikan apresiasi kepada candi, pengunjung dapat memberikan uang ke dalam kotak kebersihan yang ada disana.
Bagi kamu yang ingin mengunjungi tempat ini dan ingin mendapatkan foto yang lebih baik, sebaiknya datang pada pagi dan sore hari.(sin/jek)
Wiro atau biasa disebut mbah Wiro ini adalah pendiri dari Candi Waji. Ia warga Sumbergirang dan berprofesi sebagai petani.
"Sering ada kegiatan kebudayaan karena disini adalah Yayasan Sosial dan Kebudayaan," tutur Wiro, Jumat (13/1/2023).
Acara kebudayaan diadakan di pelataran candi, sedangkan sarasehan di sebelah candi, biasa digunakan untuk ngopi, lesehan dan cangkrukan.
Ditemui, Rosman (40) tukang yang membenahi sarasehan sebelah candi.
"Setiap malam rabu, disini biasanya ada pengaosan, di sarasehan ini," ungkapnya.
Candi Waji ini dibuka untuk umum, dan tidak dikenakan biaya tiket masuk. Pengunjung bebas berswafoto. Tapi jika ingin memberikan apresiasi kepada candi, pengunjung dapat memberikan uang ke dalam kotak kebersihan yang ada disana.
Bagi kamu yang ingin mengunjungi tempat ini dan ingin mendapatkan foto yang lebih baik, sebaiknya datang pada pagi dan sore hari.(sin/jek)