Belum Usai, Warga Jatidukuh Gondang Kembali Blokade Akses Masuk Galian C ~ Jurnalmojo | Berita terbaru hari ini
RUNNING NEWS :
Loading...

Belum Usai, Warga Jatidukuh Gondang Kembali Blokade Akses Masuk Galian C

-

Baca Juga

Rombongan massa yang berada di lokasi Galian C, sambil menyuarakan aspirasinya (Foto : Sinta Nur Azizah/jurnalMojo)
Rombongan massa yang berada di lokasi Galian C, sambil menyuarakan aspirasinya (Foto : Sinta Nur Azizah/jurnalMojo)
MOJOKERTO (jurnalMojo.id) — Kasus Galian C di Kabupaten Mojokerto ini tak kunjung usai. Seperti yang berlokasi di Dusun Dukuh, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto ini, warga terus melakukan aksi demo terkait Galian ini.

Massa aksi yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan warga Dusun Dukuh berkumpul di depan balai desa, guna menyampaikan keresahannya terkait aktivitas tambang Galian C yang merusak lingkungan. Dan selanjutnya bergerak menuju galian tambang.

Warga yang didominasi ibu ibu ini terlihat memadati balai desa, guna menyampaikan aspirasinya. Massa aksi ini juga membawa poster berisikan penolakan dan penutupan aktivitas tambang.

Kades Jatidukuh, Zainul Arifin sedang memberikan keterangan terkait tuntutan yang diberikan warga. (Foto : Sinta Nur Azizah/jurnalMojo)
Kades Jatidukuh, Zainul Arifin sedang memberikan keterangan terkait tuntutan yang diberikan warga. (Foto : Sinta Nur Azizah/jurnalMojo)

Didampingi dengan Paguyuban Srikandi Peduli Lingkungan Majapahit (PSPLM), Suwarti selaku pengurus dari PSPLM menyampaikan beberapa tuntutan warga terkait aksi kali ini.

"Warga menuntut alat berat harus keluar dari lokasi, warga Dukuh tidak menghendaki adanya aktivitas galian C selamanya, warga juga tidak mau mengalami kekeringan seperti pada tahun 2017, warga tidak bisa mentolerir aktivitas penambang yang membuat rusaknya area persawaan di sekitar tambang, intinya galian ini harus tutup selamanya," tegasnya, Sabtu (28/1/2023).

Dikonfirmasi terpisah, Kades Jatidukuh, Zainul Arifin, bahwa dirinya akan bertanggung jawab, memfasilitasi warga dengan pihak tambang untuk melakukan mediasi terkait hal yang dituntutkan. Namun ia mengaku tidak dapat menutup galian C ini.

Alat berat yang digunakan untuk mengeruk tanah, yang menyebabkan kerusakan lingkungan. (Foto : Sinta Nur Azizah/jurnalMojo)
Alat berat yang digunakan untuk mengeruk tanah, yang menyebabkan kerusakan lingkungan. (Foto : Sinta Nur Azizah/jurnalMojo)

"Saya tidak bisa kalau menutup galian, namun akan saya fasilitasi warga dengan cara mediasi bersama pihak yang terkait," ujarnya.

Karena merasa tidak puas dengan jawaban tersebut, rombongan warga mulai bergerak menuju lokasi tambang guna memblokade akses masuk, sebagai bentuk akhir dari aksi ini.

"Galian tutup selamanya, tidak boleh dibuka lagi," seru massa aksi di lokasi tambang.

Menurut Supini, massa aksi sekaligus pemilik sawah dekat galian menuturkan bahwa, akibat galian yang terlalu dalam ini membuat tanah sawahnya retak, dan padi miliknya terendam lumpur. Selain itu sumur milik warga juga terdampak.

"Rusak sawah saya, tanahnya sudah retak retak, padinya terkena lumpur, gegara alat berat ini. Alatnya sering keluar masuk tambang tapi memang tidak ada yang berani menegur," ungkapnya kepada jurnalMojo.

Rupanya aksi massa seperti ini sering terjadi, namun memang belum adanya upaya penutupan permanen kepada pihak tambang. Harapan warga agar aktivitas galian ini dihentikan selamanya, sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan supaya tidak bertambah parah.(sin/jek)
Mungkin Juga Menarik × +

 
Atas
Night Mode