Angkringan Kopi Depan UNIM, Jadi Sasaran Diskusi Aktivis Mahasiswa
-Baca Juga
 |
| Suasana saat mahasiswa berdiskusi di warung Angkringan Kopi (Foto : Hajar Estina/jurnalMojo) |
Warung angkringan tersebut berdiri sejak tahun 2015 sudah terhitung 8 tahun sampai hari ini. Ibu Lilis yang berasal dari Kecamatan Bangsal merupakan pemilik sekaligus penjaga warung tersebut.
Ibu Lilis pun juga memberikan keterangan bahwa rata-rata pengunjung adalah mahasiswa UNIM dan teman-temannya sendiri.
"Dari dulu udah sering mbk mahasiswa kumpul disini, kalau diskusi atau rapat-rapat kecil gitu. Teman-teman saya juga biasanya ibu-ibu itu suka main musik elekton sama suami saya. Soalnya suami saya kan kerja juga di elekton, jadi sekalian promosi," jelasnya.
Ibu Lilis, wanita setengah baya itu juga memberi keterangan bahwa sebelum covid, Angkringan Kopi ini pernah dijadikan bedah buku oleh mahasiwa UNIM dan mengundang adik dari penulis terkenal Pramoedya Ananta Toer yakni Soesilo Toer.
"Dulu sebelum covid memang masih rame-ramenya, mahasiswa yang suka diskusi juga masih banyak mbak, klo sekarang kan ya ada cuman gk kayak dulu," tuturnya.
Sementara itu, menurut Bagas (21) mahasiswa UNIM yang merupakan salah satu pengunjung Angkringan ini, memberikan pendapatnya terkait kenyamanan disini.
"Saya lebih memilih ngopi disini karena tempatnya yang nyaman, dan salah satu warung di depan kampus yang tempatnya agak masuk ke dalam sehingga jauh dari kebisingan kendaraan dan lalu lalang orang, sehingga cocok untuk dijadikan diskusi," ujar aktivis Mahasiswa ini.
Mahasiswa lain yakni Dwi (19) juga sedikit memberikan review terkait warung Angkringan depan UNIM. "Selain tempatnya yang nyaman, Angkringan ini juga menyajikan menu yang terjangkau dan merakyat, sehingga aman di kantong mahasiswa," ucapnya. (hes/jek)
